Sebenarnya masih tidak apa-apa sampai gw buka blog hari ini dan menyadari
................. tidak ada tulisan di tahun 2016 ..............................
Separah-parahnya pun sebenarnya minimal ada 1 tulisan, di tahun 2009.
2016? Nothing, zero, kosong, nihil.
Maafkan.
Mari kita ke menu utama bacaan hari ini. Yup, gw mau cerita tentang Tahura Trail Run 2017 yang baru gw ikutin. 3 minggu lalu. (definisi baru disini berbeda untuk setiap pembaca dan juga sang penulis)
Tahura Trail Run ini sebenarnya bukan race baru buat gw. Pertama kali gw ikut waktu tahun 2014, bareng sama teman gw, Yoga. Seperti biasa ada perbedaan kemampuan, jadi dia ambil yang 17 k, gw 10k saja. Waktu itu istilahnya long course dan short course. Tahun 2015 gw balik lagi, kali ini dengan mahasiswa di tempat gw bekerja dan semua sepakat ambil yang 17k (long course). Tahun 2015 juga ada kategori baru yaiut 21k (HM). Di dua kesempatan itu gw berhasil finish dengan tidak memalukan (baca: finish naik ojek atau finish langsung pulang ke rumah) dan rutenya memang menarik, tanjakan di awal dan diakhiri dengan turunan. Setelah itu telah menunggu teh manis panas di booth Eiger untuk dinikmati bersama cemilan lain.
What a perfect way to finish the race.
Tahun 2016 gw tidak ikut. Salah satu alasannya adalah faktor biaya pendaftaran, yang memang gw keberatan sejak pertama kali ikut tapi gw tetap daftar. Nah tahun 2017 Tahura Trail Run kembali diadakan di bulan Januari dan gw memutuskan untuk ikut. Tapi ikut kategori apa ya? Kalau diurutkan sejarah lari gw di race ini maka akan menghasilkan tabel seperti berikut:
Tahun Kategori
2014 10k (Short Course)
2015 17k (Long Course)
2016 21k (HM) - ga ikut
2017 ? 42k (FM)
Oke, gw ambil 42k.
Ini salah sih, harap jangan diikuti.
Pemilihan kategori race harap disesuaikan dengan kemampuan diri dan waktu yang dimiliki untuk berlatih.Jadilah gw daftar di 42k, sebulan sebelumnya di bulan Desember 2016. Saat bulan banyak libur, jarang lari, banyak makanan, banyak bergadang. Bulan yang tidak sehat.
Tenang, race tanggal 22 Januari 2017, ada waktu 3 minggu untuk berlatih.
Salah lagi.
Kemampuan gw untuk bangun pagi, lari, berlatih ternyata belum sejago kemampuan gw bangun pagi, matiin alarm, tidur lagi. Ditambah pada hari Senin di minggu race gw sempat demam dan diikuti oleh asma.
Optimis-hari Kamis: Kayaknya gw jual deh slotnya, masih laku pasti.
Realisasi-hari Sabtu: Gw ketemu Yefta di Tahura buat ambil race pack.
Yefta, ready for night trail run. |
Yefta ambil kategori yang baru di Tahura Trail Run 2017, yaitu Night Trail. Sesuai namanya Night Trail akan mulai Sabtu malam dengan jarak sekitar 18k. Untuk kategori lain tetap seperti biasa di hari Minggu pagi. Yefta ini anak HBR juga yang pernah bareng Tahura waktu tahun 2015 sama satu anak HBR lagi, Tina.
Gw pulang dan langsung tidur karena besok pagi harus siap jam 5. Sebelum tidur perlengkapan tempur besok disiapkan dulu biar tidak ada yang lupa.
Perlengkapan tempur gw untuk Tahura Trail Run 2017 adalah
- Tas running Eiger (pinjam dari Isa)
- Water bladder Zinc Trail Run 2015 (masih bersyukur sama race ini, murah dan penuh hadiah)
- Kaos kaki Nike dri fit
- Sepatu New Balance 890v2 (sepatu yang gw pakai di 2 edisi Tahura dahulu)
- Hp 4G Andromax (ceritanya buat foto-foto sama rekam rute)
- Hp Nokia (nah ini untuk telepon, baterai tahan lama)
- Brown sugar dari Starbucks (ada sisa)
- Gel dari MBM 2016 (belum habis)
- Baju HBR
Untuk menuju ke medan tempur gw memakai teknologi abad 21, Gojek. Dengan menggunakan sistem Gopay perjalanan ke Tahura tidak terasa mahal. (ini bukan promosi).
Sebenarnya hampir terlambat, soalnya gw sampai 15 menit sebelum start. Belum pemanasan, dsb, dkk, dll.
Ada satu hal yang mengganggu di pembukaan Tahura Trail Run 2017. Seperti biasa sebelum race dimulai diputar lagu kebangsaan Indonesia Raya. Entah ada kesulitan apa musik pengiring tidak berfungsi sehingga MC berinisiatif untuk bernyanyi tanpa musik pengiring. Namun baru bait awal dinyanyikan musik pengiring dapat berfungsi dan berakibat tumpang tindihnya bagian yang sedang dinyanyikan dan suara dari musik pengiring. Akhirnya memang mengikuti suara musik pengiring tapi menurut saya seharusnya tidak perlu dipaksakan agar musik pengiring bisa berfungsi.
Oke lanjut. Go.
Km. 1-10. Tanjakan dari yang baik-baik saja sampai yang menyedihkan. Dibayar dengan pemandangan Bandung dari bukit bintang.
Km. 11-20. Tanjakan lagi dari yang baik-baik saja sampai yang meneteskan air mata. Ditambah bumbu lumpur karena semalam hujan. Sepatu segala warna menjadi sepatu satu warna, cokelat. Hati-hati terpeleset, apalagi dengan sepatu yang biasa dipakai di jalan raya. Dibayar dengan udara segar khas Bandung di masa lalu dan ribuan pohon pinus.
Km. 21-30. Tanjakan lagi. Dimana ada tanjakan disitu ada turunan. Dibayar dengan mata air pegunungan yang segar dan sapi-sapi besar hitam putih khas kartun. (Pernah minum susu ultra? Ada gambar sapinya 'kan? Warnanya hitam putih? Persis sama dengan yang gw lihat.)
Km. 30-36. Turunan, perumahan penduduk tapi tanpa pepohonan rimbun, panas. Dibayar dengan perkebunan tomat, selada dan tanaman-tanaman lainnya.
Dicegat di akhir jalan (km. 41) |
Kenal? Tidak kenal? Tidak masalah. Support knows no name. |
Tanjakan terakhir menuju garis finish |
Finished.
42,195km.
09:09:18
Finished |
Lelah? Tentu. Bahagia? Sangat.
Trail run pertama gw, full marathon dan bisa selesai sebelum batas waktu.
Teh manis panas di booth Eiger sudah tidak ada, tapi masih ada kawan-kawan menanti untuk berbagi.
Sepanjang perjalanan bertemu dengan para pelari dari berbagai daerah, saling menyemangati.
Sampai bertemu di lain tanah kawan.
P.S.
Sebuah pembicaraan di tengah hutan diantara km.21-km.30
Bpk. 1 : Saya sih sudah tidak mau ikut hm lagi.
Gw : ... (dalam hati, maksudnya pak?)
Bpk. 1 : Mending ikut fm atau ultra deh.
Bpk. 2 : Lho kenapa pak?
Bpk. 1 : Kalau marathon menderitanya tuh full. Kalau half menderitanya nanggung, cuma setengah.
Gw : Boleh juga pak (sambil tertawa). Berarti HM itu half menderita ya pak, kalau FM itu full menderita.
HBR in Tahura trail Run 2017, ki-ka: Capt. Rangga, gw, Isa |
No comments:
Post a Comment