Aku berdusta, semua kicauanku selama ini itu tentang kamu.
Maafkan aku.
Tampaknya segala kata yang tertumpah tidak membuat segalanya lebih baik.
Bahkan tak ada lagi tegur sapa yang biasanya kamu ucapkan.
Tapi suara indahmu tetap tinggal di pendengaranku.
Bahkan ketika pembicaraanmu dan teman - temanmu terjadi di balik tembok atau di ruangan yang berbeda.
Aku tetap bisa mendengarnya.
Hatiku yang mendengarnya.
Ia tetap berdegup kencang, seakan kau ada di hadapanku.
Pikiranku menjadi tak tentu, tak dapat memutuskan apakah yang akan kulakukan.
Pada akhirnya pelarianku hanyalah kata - kata.
Yang tidak terbawa angin dan berbisik kepadamu.
Pada akhirnya rinduku hanyalah kesendirianku.
Yang tidak menjelma cinta dan menyentuh hatimu.
No comments:
Post a Comment