Wednesday, February 06, 2013

125

Untuk kamu,

ini yang ke-125. Tentu saja surat bukan yang lain.
Hebat ya aku sudah mencapai surat ke-125.
Bisa kamu bayangkan kalau dijadikan satu mungkin sudah jadi 1 buku.
Kalau dijadikan cerita bersambung mungkin sudah seratusan edisi.

Kamu tenang saja, aku tidak lelah menulis surat ini.
125 bukanlah angka yang sangat besar yang dapat membuat aku menyerah.
125 adalah angka dan isi surat adalah perasaan.

Karena 125 dimulai dari angka 1, berlanjut ke angka 2 sampai sekarang mencapai angka 125 bagaimana kalau kita bernostalgia.
Angka 1 dimulai tidak tepat ketika kita bertemu.
Butuh berhari - hari sampai surat ke-1 dapat berwujud. Harus aku akui butuh keberanian luar biasa saat itu untuk menulis surat ke-1.
Aku ingat di surat ke-1 aku menyapamu seolah - olah aku sudah mengenalmu dengan akrab.
Hanya itu satu - satunya cara agar aku yakin kamu tidak menganggap surat itu hanyalah surat kaleng lain dari para penggemarmu.

Setelah surat ke-1 aku mulai yakin pada diri sendiri, sehingga aku putuskan untuk membuat surat ke-2.
Surat ini berjarak 1 minggu dari surat pertama, karena aku tidak mau kamu menerima surat kaleng setiap hari.
Namun aku sempat membuat kesalahan di surat ke-2, aku terlalu gugup.
Kalau aku ingat surat itu aku merasa malu dengan isinya.

Bagaimana dengan surat ke-28. Berarti sudah 28 minggu berlalu sejak surat pertama dan 28 minggu lebih sejak pertemuan pertama kita. Waktu itu kalau tidak salah aku menanyakan bagaimana perasaanmu setelah disuruh mengulang tugas matematika karena tugas yang sudah kau kerjakan hilang.
Atau surat ke-68 ketika kita bersama anak - anak pramuka kelas 1 berkemah dan aku bercerita betapa senang diriku dapat membantumu mengurus acara tersebut.
Kalau surat ke-101 ? Maaf aku sedang sedih. Waktu itu hp aku hilang, padahal di dalamnya ada pesan - pesan singkat kamu waktu kamu minta dijelaskan tentang kimia, juga pesan singkat kamu waktu mengajak berlibur bersama teman - teman sekelas. Aku senang mengoleksi kenangan seperti itu.

Banyak sekali suratku, ini yang ke-125.
Jika kamu tanyakan apakah akan ada surat ke-126 ? Saat ini aku akan menjawab iya.
Aku belum tahu akan menulis apakah di surat ke-126, tapi aku yakinkan kamu surat itu akan ada.

Sekian dulu suratku hari ini, aku tahu kamu pasti tidak akan bisa membaca surat ini.
Seperti surat ke-1 yang sudah aku sebutkan tadi, atau surat ke-2, surat ke-28, surat ke-68 dan surat - surat lainnya.
Seperti biasa setelah selesai menulis, akan kugenggam surat ini dan akan aku lipat, gunting dan kubuang ke tempat sampah.
Tempat sampah yang sama telah menerima guntingan 124 surat sebelumnya.
124 surat dan sekarang 125 surat yang tidak pernah sampai pada dirimu.

Jadi jika kamu bertanya lagi, sampai kapan surat ini akan terus ada ?

Sampai aku mampu berucap dan berkata.

No comments:

Post a Comment