Hai cinta, kita kembali bertemu. Apa kabarmu setahun terakhir ini ? Kalau tidak salah setelah acara 30 hari menulis surat cinta aku kehilangan jejakmu. Kau memudar dan perlahan menghilang. Dan aku tidak terlalu memperdulikan hal itu.
Beberapa bulan setelah itu aku merasakan kau kembali. Ah tapi memang kadang - kadang kau seperti itu. Muncul sesaat hanya untuk menghilang dengan cepat. Aku tidak tahu apakah aku masih dapat mempercayai dirimu.
Tetapi kali ini berbeda, kau muncul dengan perlahan. Tidak langsung hadir dengan utuh, melainkan dengan perlahan tapi pasti. Dengan begitu kau membuatku yakin bahwa mungkin inilah saatnya kau akan mewujud secara utuh. Aku masih ingat pertemuan demi pertemuan. Tidak, kau belum hadir di pertemuan pertama, bahkan belum juga di beberapa pertemuan selanjutnya. Namun aku masih ingat kau muncul di keadaan yang sebenarnya tidak kusangka - sangka. Aku hanya mengikuti saja dan berharap sedikit. Terlalu banyak berharap membuatku tidak memikirkan kemungkinan lain.
Dan sayangnya aku lupa sesuatu, kau yang muncul dengan perlahan itu apakah juga muncul di dirinya ? Itu satu pertanyaan yang belum sempat terpikirkan, tapi setiap perjalanan dalam hidup mengandung resiko bukan. Resiko dengan cinta adalah sesuatu yang pantas diambil dalam hidup.
Sebagai cinta kau pasti pernah mengalami hal ini berulang kali. Saat aku hanya berdiam diri dan ternyata kau tidak hadir dalam dirinya.
Entah kenapa aku mulai terbiasa melupakan dirimu dengan secepat mungkin. Kau hadir, lalu menghilang, hadir kembali dengan cepat kemudian menghilang lagi. Siklus yang selalu berulang dan aku membiasakan diri dengan siklus itu.
Jadi begitulah, kau mulai hadir kembali memulai siklus tersebut dengan seseorang yang baru.
Dan aku ?
Aku masih akan tetap mengikuti siklusmu dengan rasa yang sama. Segala resiko akan selalu kuterima.
Hey cinta, omong - omong bisakah kau beri tahu kapan kau akan hadir di hidupku dan hidupnya ?
No comments:
Post a Comment