Don't know what to do.
Don't do this.
Don't.
Karena saya lebih takut mati daripada takut hidup. That's why. Enjoy your life. Live your life to the fullest. Try everything. Regret nothing.
Jen,
Dut. Aku tersenyum sendiri saat membaca dua kata pertama suratmu. Hey, kamu memberiku senyum di saat yang paling tepat. Tim favoritku tadi malam kalah, tapi musim masih panjang kan, walaupun perjuangan akan lebih berat.
Tim kamu sendiri apa kabar ?
Kamu menghitung jumlah terima kasih yang kita tulis di setiap surat ? Kukira hanya surat - suratku yang kamu tunggu, ternyata kamu juga memperhatikan kata - kata yang aku gunakan.
Aku sedang membayangkan menjadi teman - temanmu, sedang sibuk - sibuknya belajar atau sedang sibuk mengobrol dengan yang lain dan tiba - tiba dikejutkan dengan kamu yang senyum - senyum sendiri. Padahal obrolan sedang serius. Pasti lucu sekali. Dan tentu saja aku akan menggodamu, menanyakan apa sih yang mampu membuatmu senyum - senyum sendiri.
Senyum itu harus tetap ada ya, kapanpun, dimanapun, dalam keadaan apapun. Mungkin badai akan berubah menjadi pelangi. Haha
Nah, tentang si es krim itu, aku benar - benar lupa kalau tim aku yang menang. Tapi tenang saja, aku pasti akan mentraktir kamu, sesuai janjiku. Aku hanya akan mencari kesempatan untuk ikut mencicipi es krim itu saat kamu lengah. ;)
Bintang jatuh.
Ya, aku pernah melihatnya di suatu masa yang lampau.
Kamu tahu kan apa kata orang kalau melihat bintang jatuh, kamu harus membuat permohonan. Waktu itu aku juga membuat permohonan. Jadi, ada apakah antara kamu dan bintang jatuh ?
Aku sedang tidak berada di Bandung. Ada pekerjaan yang membuat aku harus berjalan - jalan sejenak. Coba kau bisa ikut denganku, mungkin kita bisa jalan - jalan menjelajahi kota ini.
Kamu bilang Jakartamu sedang hujan.
Di kota ini juga sedang turun hujan, berkali - kali dalam satu hari.
Apakah ini tandanya aku lebih merindumu ?
Mayo
PS : Kamu suka gunung atau pantai ?
Dear Jen,
tuh kan, kamu ketemu lagi nama panggilan buat aku. Aku belum menemukan nama panggilan tambahan buat kamu.
Mengenai surat, itu lebih karena aku merasa memang telat. Kalau memang salah kan kita tidak perlu mencari alasan. Yang kita perlu adalah mencari solusinya yang berarti aku harusnya tidak boleh mengirimkan surat yang terlambat. Tapi apa daya, tidak bakal telat kok. Hanya sedikit mepet saja.
Dan sesuai dengan keputusan kantor pos cinta, surat aku tidak pakai jampi - jampi. Haha.
Cokelat dari kamu pasti aku tunggu dengan senang hati. Waktu bukan kendala, jarak bukan masalah. Intinya, tetap saja aku menunggu cokelat darimu :)
Nah kalau mengenai masalah tim itu memang berat. Kita kan setia dengan tim masing - masing. Setia berarti mendukung tim kita menang atau kalah. Harusnya masih menang Barcelona :D
Aku masih di bawah, senang melihatmu terbang dengan tenaga baru. Senang melihatmu bahagia. Ingin juga menemani kamu terbang di atas sana.
Tapi aku kan sedang menunggu oleh - oleh dari kamu, berarti aku tidak boleh kemana - mana dulu.
Oleh - olehnya cukup kamu.
Kamu yang kembali dari langit ketujuh.
Cukup kamu.
Mayo
PS : bagaimana rasanya terbang di langit ketujuh ?
Hai cinta, kita kembali bertemu. Apa kabarmu setahun terakhir ini ? Kalau tidak salah setelah acara 30 hari menulis surat cinta aku kehilangan jejakmu. Kau memudar dan perlahan menghilang. Dan aku tidak terlalu memperdulikan hal itu.
Beberapa bulan setelah itu aku merasakan kau kembali. Ah tapi memang kadang - kadang kau seperti itu. Muncul sesaat hanya untuk menghilang dengan cepat. Aku tidak tahu apakah aku masih dapat mempercayai dirimu.
Tetapi kali ini berbeda, kau muncul dengan perlahan. Tidak langsung hadir dengan utuh, melainkan dengan perlahan tapi pasti. Dengan begitu kau membuatku yakin bahwa mungkin inilah saatnya kau akan mewujud secara utuh. Aku masih ingat pertemuan demi pertemuan. Tidak, kau belum hadir di pertemuan pertama, bahkan belum juga di beberapa pertemuan selanjutnya. Namun aku masih ingat kau muncul di keadaan yang sebenarnya tidak kusangka - sangka. Aku hanya mengikuti saja dan berharap sedikit. Terlalu banyak berharap membuatku tidak memikirkan kemungkinan lain.
Dan sayangnya aku lupa sesuatu, kau yang muncul dengan perlahan itu apakah juga muncul di dirinya ? Itu satu pertanyaan yang belum sempat terpikirkan, tapi setiap perjalanan dalam hidup mengandung resiko bukan. Resiko dengan cinta adalah sesuatu yang pantas diambil dalam hidup.
Sebagai cinta kau pasti pernah mengalami hal ini berulang kali. Saat aku hanya berdiam diri dan ternyata kau tidak hadir dalam dirinya.
Entah kenapa aku mulai terbiasa melupakan dirimu dengan secepat mungkin. Kau hadir, lalu menghilang, hadir kembali dengan cepat kemudian menghilang lagi. Siklus yang selalu berulang dan aku membiasakan diri dengan siklus itu.
Jadi begitulah, kau mulai hadir kembali memulai siklus tersebut dengan seseorang yang baru.
Dan aku ?
Aku masih akan tetap mengikuti siklusmu dengan rasa yang sama. Segala resiko akan selalu kuterima.
Hey cinta, omong - omong bisakah kau beri tahu kapan kau akan hadir di hidupku dan hidupnya ?
Hai Jen.
Surprised ? Apa kabar kamu ? Jangan bilang yang aneh - aneh dulu ya. Sekarang memang sudah jarang yang berkirim surat. Bahkan kalau kamu memperhatikan surat - surat elektronik isinya lebih ke soal pekerjaan atau tugas kuliah. Makanya kita buat surat yang berbeda, yang isinya bukan kerjaan dan tugas kuliah.
Jadi boleh kan kalau kita saling menulis surat ? Kalau dulu kita menulis di atas kertas, sekarang di atas layar monitor.
Apa kabar teman - teman ? Masih suka ketemu dengan Lia, Lanny, John, Erick dan lain - lain ? Kapan - kapan kita harus berkumpul lagi, it was fun back then.
Ini surat singkat, dibuat pagi ini ditemani udara sejuk Bandung yang dikelilingi pegunungan. Mengingatkan acara liburan kita waktu itu. Kangen ga suasananya ?
Nanti aku sambung lagi boleh ? Ada beberapa hal yang harus aku kerjakan dulu. Oh ya, kalau boleh bernostalgia sedikit, masih ingat tidak dengan pertemuan pertama kita ?
Mayo